BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah
tanggung jawab sekolah. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk
membina kepribadiannya agar sesuai dengan norma-norma atau aturan di
dalam masyaratakat. Setiap orang dewasa di dalam masyarakat dapat menjadi
pendidik, sebab pendidik merupakan suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk
petumbuhan atau perkembangan anak didik menjadi manusia yang mampu
berpikir dewasa dan bijak.
Orang tua sebagai lingkungan
pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang
tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Sehingga orang
tua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga
dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak di
dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah
dalam keluarga. Balson (1999:17)
menyatakan bahwa
Untuk memahami anak dan jasmaninya,
kecerdasan, kehidupan sosial serta perkembangan emosinya, menuntut bahwa orang
tua perlu memiliki pengetahuan tentang tingkah laku sedemikian hingga mereka
dapat menyesuaikan keputusan-keputusan mengenai anak-anak mereka dan dapat
bertindak dalam cara yang ditata untuk mendorong perkembangan anak.
Anak-anak
belajar dan tumbuh dalam tiga lingkungan yang sangat berpengaruh, yaitu: keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Terdapat keterkaitan yang kuat antara tiap lingkungan
dalam memberi pengaruh positif untuk anak-anak, keluarga, dan sekolah, ketika
sekolah dapat menjangkau para orang tua dan secara aktif melibatkan orang tua untuk mendukung dan
mendorong anak-anak mereka dalam belajar dan berkembang.
Keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi
yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak dan mendidik anak
dirumah, serta fungsi keluarga/orang tua dalam mendukung pendidikan di sekolah.
Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, orang tua harus memiliki kualitas diri yang
memadai, sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya
orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam
membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang
tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang
perkembangan anak.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka penulis menyimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1.
Apa yang dimaksud
keterlibatan orang tua?
2.
Apa saja manfaat dari keterlibatan orang tua untuk anak-anak, orang
tua, guru dan sekolah?
3.
Bagaimana cara
sekolah dan guru melibatkan para orang tua?
4.
Bagaimana bentuk
dan penjelasan dasar dari perencanaan dan penerapan program keterlibatan orang
tua yang tepat?
C. Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1.
Mengetahui
pengertian keterlibatan orang tua
2. Mengetahui manfaat dari keterlibatan orang tua untuk anak-anak, orang
tua, guru dan sekolah.
3. Mengetahui
cara sekolah dan guru melibatkan para orang tua.
4. Mengetahui bentuk dan penjelasan dasar dari
perencanaan dan penerapan program keterlibatan orang tua yang tepat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Definisi Keterlibatan Orang Tua
Adiwikarta (1988:68) menyebutkan ”Keluarga adalah suatu sistem yang terdiri atas
subsistem-subsistem yang saling berhubungan dan saling pengaruhi satu sama
lain”. Adapun subsistem sosial itu bukan unit-unit fisik, melainkan peran-
peran atau fungsi. Sebagai sebuah sistem sosial, keluarga berhubungan dan punya
kesalingtergantungan tertentu dengan keluarga lain dan sistem sosial lain
seperti dengan organisasi, kantor, sekolah dan lain-lain.
Konsep
keterlibatan orang tua bukanlah hal baru di lingkungan pendidikan dan telah
memainkan peran yang nyata. Pihak yang terlibat dalam keterlibatan orang tua
adalah sekolah, keluarga dan kemitraan masyarakat. Oleh karena itu tiga aspek
yang saling mempengaruhi tersebut harus disatukan disetiap pendidikan dan
pengembangan anak.
Menurut Wolfendale dalam Epstein (1996:81) bahwa “Keterlibatan
orang tua secara luas diartikan
dalam waktu tertentu diantara para pendidik terkadang menyamakannya dengan
kemitraan, partisipasi orang tua, kekuasaan
orang tua, sekolah, keluarga, dan kemitraan masyarakat.
Adapun menurut Moles (1992:87) menyatakan “Banyak sekali
variasi bentuk keterlibatan orang tua dan tingkatan dari keterlibatan tersebut,
baik di dalam maupun di luar sekolah
“.
Semuanya mencakup segala kegiatan yang dapat didukung dan didorong oleh sekolah
dan yang memberi kewenangan bagi para orang tua dalam hal pembelajaran dan perkembangan anak-anak.
Menurut Defense Fund dalam Olsen dan Fuller (2003:136) bahwa “Setiap sekolah akan mengunggulkan kemitraan yang akan
meningkatkan keterlibatan orang tua dan berpartisipasi dalam pertumbuhan sosial, emosi, dan akademik anak”. Hal tersebut tentu saja mendorong sekolah dan kerja
sama masyarakat untuk membantu kesuksesan anak-anak dalam pendidikan.
Dengan memiliki dasar yang baik dalam bidang
ketrampilan berkomunikasi, menurut Lindenfield (1997:8), maka anak- anak akan
dapat:
1.
Mendengarkan orang lain dengan tepat, tenang dan penuh perhatian.
2. Bisa
berbincang- bincang dengan orang lain dari segala usia dan segala jenis latar
belakang.
3.
Membaca dan memanfaartkan bahasa tubuh orang lain.
4.
Bicara di depan umum tanpa rasa takut.
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua adalah pencapaian tujuan bersama
oleh sekolah, keluarga dan masyarakat
dan kerja sama tersebut sangat diperlukan anak-anak untuk dapat sukses
di dalam pendidikan.
B.
Manfaat dari
Keterlibatan Orang Tua
Menurut pendapat
Henderson dan Berla dalam Olsen dan Fuller (2003:136), tanda-tanda yang paling
akurat dari pemahaman siswa di sekolah adalah
bukan dikarenakan status sosial tetapi
tingkat dimana keluarga siswa mampu untuk:
1.
Menciptakan lingkungan rumah yang dapat mendorong
pembelajaran.
2.
Menunjukkan harapan yang tinggi (tapi masuk akal) untuk
pemahaman dan masa depan anak.
3.
Menjadi pendorong pendidikan anak-anak di sekolah dan
di masyarakat
Anderson dan Berla (1994) telah mengkaji dan
menganalisis delapan puluh lima kajian yang telah mendokumentasikan manfaat
menyeluruh dari keterlibatan orang tua
dalam pendidikan anak. Sebuah keterlibatan orang tua yang direncanakan secara
efektif dan diterapkan dengan baik akan memberi manfaat yang sangat banyak bagi
orang tua, pendidik, dan sekolah.
Adapun manfaat bagi
Anak-anak adalah:
a.
Anak-anak cenderung lebih paham, tanpa memandang latar
belakang suku atau ras, status sosial ekonomi
maupun tingkat pendidikan orang tua.
b.
Secara umum anak-anak mendapatkan peringkat, nilai dan
presentasi kehadiran yang lebih baik.
c.
Anak-anak secara konsisten mengerjakan pekerjaan rumah
mereka.
d.
Anak-anak memiliki harga diri yang lebih baik akan
lebih disiplin dan menampakkan pendapat serta motivasi untuk bersekolah.
e.
Perilaku positif anak-anak tentang sekolah akan selalu
berhasil meningkatkan perilaku baik di sekolah serta mengurangi pelanggaran
disiplin.
f.
Meminimalkan jumlah siswa yang ditempatkan di
pendidikan khusus dan di kelas remidial.
g.
Anak-anak dari beragam latar belakang budaya mudah
berbaur saat orang tua dan pegawai profesional bekerja sama untuk menjembatani
batas antara budaya di rumah dan budaya di sekolah.
h.
Siswa SMP dan SMA yang orang tuanya selalu terlibat
akan mudah mengatasi masa transisi dan mengurangi angka putus sekolah.
Manfaat bagi Orang Tua
a.
Para orang tua meningkatkan interaksi dan diskusi
dengan anak-anak mereka dan para orang tua menjadi lebih responsive dan
sensitive terhadap perkembangan intelektual, sosial, dan emosi
anak-anak.
b.
Para orang tua lebih percaya diri dalam mengasuh dan
terampil dalam membuat keputusan.
c.
Sebagai orang tua, memperoleh wawasan tentang perkembangan
anak, akan lebih berguna dan menjadi dorongan positif sehingga mengurangi
pemberian hukuman pada anak-anak mereka.
d.
Para orang tua memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang tugas guru dan kurikulum sekolah.
e.
Saat para orang tua sadar tentang apa yang dipelajari
anak-anak, mereka dengan senang hati
membantu ketika para guru meminta mereka terlibat dalam aktivitas pembelajaran
di rumah.
f.
Persepsi orang tua terhadap sekolah menjadi lebih baik
dan memperkuat ikatan serta komitmen dengan sekolah.
g.
Para orang tua akan lebih sadar dan menjadi lebih
peduli terhadap kebijakan-kebijakan pendikdikan anak-anak mereka ketika para
orang tua diminta sekolah untuk terlibat sebagai tim pengambil keputusan.
Manfaat bagi Pendidik
a.
Ketika suatu sekolah memiliki tingkat presentasi yang
tinggi dalam melibatkan orang tua baik di dalam maupun di luar sekolah, para
guru dan kepala sekolah akan mudah mendapat pengalaman memperoleh kewenangan
yang lebih tinggi.
b.
Para guru dan kepala sekolah selalu mendapatkan
penghargaan yang lebih baik untuk profesi mereka dari para orang tua.
c.
Keterlibatan orang tua yang konsisten membuat
peningkatan komunikasi dan hubungan antara para orang tua, guru, dan tenaga
kependidikan.
d.
Guru dan kepala sekolah memiliki pemahaman yang lebih
baik mengenai budaya keluarga dan keberagamannya, dan mereka membuat penghargaan
yang dalam untuk kemampuan dan waktu para orang tua.
e.
Guru dan kepala sekolah dapat melaporkan peningkatan
hasil kinerja mereka.
Manfaat bagi sekolah
a.
Sekolah yang
aktif
melibatkan para orang tua dan masyarakat mudah mewujudkan reputasi yang baik di
masyarakat
b.
Sekolah juga lebih berpengalaman dalam dukungan
masyarakat
c.
Program-program sekolah yang mendorong dan mendukung
para orang tua selalu bertindak lebih baik dan memiliki program dengan kualitas
tinggi daripada yang tidak melibatkan para orang tua.
C.
Cara Sekolah dan Guru Melibatkan Para Orang Tua
Sudah sangat jelas dan tidak terbantahkan
bahwa keterlibatan orang tua sangat sesuai dan memiliki dampak positif yang
sangat luas. Meskipun banyak pendidik
dan sekolah setuju dan mendukung konsep keterlibatan orang tua serta dampaknya
pada anak-anak dari prasekolah sampai sekolah menengah atas, banyak juga yang
tidak menyampaikan pengetahuan atau pedoman dalam perencanaan, penerapan, dan
hasil yang dicapai.
Jaringan Kemitraan Sekolah
tingkat nasional yang dibenttuk oleh Joyce Epstein dan para rekannyadi Universitas John Hopkins ditantang
mengembangkan enam jenis keterlibatan orang tua berdasarkan model teori overlapping spheres of influence. Tiap
jenis keterlibatan terdiri dari banyak aktivitas yang berbeda untuk
mempromosikan dan menjalin kemitraan. Tiap jenis memberikan hasil yang berbeda
untuk anak-anak, para orang tua, para guru, dan sekolah, bergantung seberapa
baiknya desain, perencanaan, dan penerapan tiap jenis keterlibatan orang tua
tersebut. Tapi yang pasti tiap sekolah harus memperhatikan kebutuhan sekitar.
Enam tipe keterlibatan orang tua antara lain:
a.
Tipe Tanggung Jawab Dasar dari Keluarga
Yang menjadi dasar paling utama dalam keterlibatan
orang tua adalah keberlanjutan tanggung jawab untuk meningkatkan anak mereka
dengan mendukung anak-anak dengan makanan, pakaian, perlindungan, kesehatan,
dan keselamatan. Bentuk kegiatan yang mendukung tipe ini seperti:
1. Memberikan
informasi-informasi terbaru kepada seluruh orang tua dengan berbagai cara.
2. Membuat kelompok
atau pertemuan khusus orang tua.
3. Membuat sebuah
program yang didukung orang tua.
4. Mengembangkan
kunjungan ke rumah.
5. Mengembangkan
informasi dalam pelayanan masyarakat
Hal-hal
yang harus diperhatikan untuk merencanakan dan menerapkan kegiatan kelompok
mengasuh antara lain:
1. Memilih topik
yang sesuai dan bermakna.
2. Menyampaikan
informasi ke semua keluarga.
3. Memberikan pemberitahuan yang cukup kepada orang tua.
4. Lokasi harus bervariasi.
5. Waktu terjadwal.
6. Informasi harus
padat, jelas dan mudah dimengerti
b.
Komunikasi
Komunikasi yang efektif
penting untuk membangun sebuah kemitraan yang sukses antara sekolah dan rumah.
Komunikasi tersebut hendaknya dibangun dua arah untuk berbagi informasi. Tujuan
utama sekolah dalam berkomunikasi adalah memberi dan menerima sehingga dapat
mewujudkan tujuan umum serta tindak lanjutnya.
Beberapa contoh kegiatan
membangun kominikasi dua arah yang efektif yaitu:
1.
Membuat pemberitahuan dan bulletin yang interaktif
2.
Mengirimkan laporan pekerjaan anak setiap minggu atau
setiap bulan
3.
Membuat diskusi online dengan guru dan tenaga
kependidikan
4.
Menempatkan kotak saran
5.
Mempertemukan guru dan orang tua dalam konferensi
dengan tindak lanjut yang dibutuhkan.
6. Buku catalog
sekolah yang diberkian kepada orang tua harus memuat informasi yang jelas
mengenai kebijakan sekolah.
7. Menetapkan pengedaran pemberitahuan yang terjadwal.
Hal-hal
yang harus diperhatikan untuk membangun komunikasi dua arah yaitu:
1. Informasi harus
jelas, berguna dan mudah dibaca
2. Mengadakan
pertemuan khusus dengan para orang tua yang memiliki keterbatasan berbahasa
3. Mengembangkan
beragam cara agar orang tua bisa berkomunikasi dengan sekolah.
4. Membuat “pohon
telepon”
c. Sukarelawan
Aktifitas tipe ini adalah
bantuan orang tua untuk guru dan tenaga kependidikan dalam mendukung program
sekolah serta membantu aktivitas dan kerja sekolah termasuk tujuan perjalanan,
bagian-bagian kelas, dan penampilan kelas.
Contoh kegiatan
sukarelawan antara lain:
1.
Sukarelawan di dalam kelas
2.
Sukarelawan di luar kelas
3.
Penonton sukarelawan
Hal-hal
yang harus diperhatikan untuk menerapkan program sukarelawan adalah:
1.
Perekrutan
2.
Pelatihan dan pengawasan
3.
Pengenalan
d. Pembelajaran di
Rumah
Dalam wilayah pendidikan anak
usia dini, dasar utama adalah orang tua dan guru yang paling berpengaruh. Orang
tua berpengaruh besar untuk apa yang dilakukan anak-anak di rumah. Termasuk
juga pendampingan orang tua untuk mencapai tujuan belajar anak. Akan lebih
banyak waktu yang tersedia di rumah daripada di sekolah untuk belajar dan
membangun tingkah laku positif dalam pendidikan. Beberapa kegiatan yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar di rumah yaitu:
1.
Mendengar dan memperhatikan anak ketika membaca.
2.
Pusat kegiatan belajar.
3.
Menyediakan perlengkapan di rumah.
4.
Belajar di rumah dengan segala ketersediaan.
5.
Membuat perpustakaan keluarga.
6.
Pekerjaan rumah yang interaktif.
Hal-hal
yang harus diperhatikan untuk mewujudkan kegiatan tersebut:
1.
Meningkatkan informasi dan memberi pelatihan.
2.
Menyertakan kegiatan dalam jadwal kaluarga.
3.
Membuat pekerjaan rumah yang interaktif.
4.
Kemudahan mengakses bahan dan melakukan aktifitas.
e. Pembuat
keputusan
Keterlibatan orang tua dalam
membuat keputusan memiliki beragam bentuk, seperti memilih sekolah, mengkaji
dan mengevaluasi program
sekolah, mengukur kemampuan biaya, mendengarkan pendapat, peran pembinaan dalam
komite sekolah, dan perlindungan hukum untuk sekolah, keluarga, dan anak-anak.
Contoh-contoh kegiatan yang dapat digunakan dalam membuat keputusan antara
lain:
1. Organisasi orang
tua dan komite
2. Kelompok
perlindungan hukum
3. Pertemuan di
balai kota
4. Sesi pelatihan
untuk orang tua dan pendidik
5. Paguyuban kelas
untuk orang tua gan guru
Beberapa
hal yang harus diperhatikanuntuk perencanaan kegiatan di atas yaitu:
1. Jumlah dan
keberagaman orang tua yang mewakili komite
2. Memberikan
informasi yang membutuhkan keputusan orang tua
3. Tindak lanjut di
setiap pelatihan orang tua
4. Mewujudkan
pertemuan rutin
5. Membangun dan
mengurus kemitraan diantara pendidik dan orang tua.
f. Kerja sama
dengan Masyarakat
Sekolah dan guru seharusnya
memperhatikan masyarakat dalam konteks memasukkan anggota masyarakat yang
tertarik untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Wujud dukungan dari anggota
masyarakat tersebut dapat berupa materi, tenaga, dan sumber daya alam. Oleh
karena itu sekolah hendaknya berhubungan dengan beragam anggota masyarakat
seperti dari kalangan bisnis, agama, budaya, pemerintahan, dan organisasi
lainnya. Contoh-contoh kegiatan kerja sama dengan masyarakat:
1.
Meningkatkan komunikasi mengenai sumber daya dan
pelayanan dengan berbagai cara
2.
Menjalin kerja sama dan berkolaborasi dengan komunitas
masyarakat bisnis, agensi, organisasi dan
lain- lain.
D.
Dasar-dasar Perencanaan dan Penerapan Program Keterlibatan
Orang Tua yang Bermakna
Para orang tua mengharapkan
peningkatan taraf hidup, latar belakang pendidikan, silsilah keluarga, maupun
pengalaman dengan sekolah pada masa lalu, serta ingin secara aktif terlibat
dalam pendidikan anak-anak mereka. Para orang tua lebih senang jika sekolah
menunjukkan pada mereka bagaimana terlibat di dalam sekolah. Berikut adalah
dasar-dasar menjalin keterlibatan orang tua:
a.
Iklim Sekolah yang Positif
Bagi sekolah, untuk menarik para orang tua dengan
sukses, langkah utama yang harus dilakukan adalah menciptakan sebuah suasana sosial budaya yang positif di sekolah dan di ruang kelas.
Iklim sekolah berpengaruh langsung bagi keberhasilan keterlibatan orang tua di
sekolah dan pendidikan anak-anak (Comer, 1986;Comer & Haynes, 1991; Dauber
& Epstein, 1993). Di bawah ini adalah beberapa tindakan yang memfasilitasi
iklim sekolah yang positif:
1.
Keramahtamahan
2. Keterbukaan dan antusiasme
3. Empati dan
kesabaran
4. Saling
menghormati satu sama lain
b.
Komunikasi yang Tetap
Komunikasi adalah komponen paling penting untuk
menciptakan dan menangani sebuah bangunan kemitraan dengan keluarga. Sebuah
komunikasi yang tetap, berkelanjutan dan dua arah dari rumah ke sekolah dan
dari sekolah ke rumah sangat dibutuhkan. Tindakan yang mendukung komunikasi
seperti:
1.
Guru membuat jadwal yang fleksibel untuk pertemuan
wali murid.
2.
Tenaga kependidikan memberi kompensasi bagi guru yang
bekerja di luar jam kerja.
3.
Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk memberikan
informasi kepada para orang tua.
c. Keberagaman
Perbedaan dalam struktur
keluarga, status ekonomi, latar belakang sosial dan budaya,
serta latar belakang pendidikan menjadi perhatian utama dalam membuat
perencanaan dan penerapan keterlibatan orang tua. Berikut ini hal-hal yang bisa
dilakukan sekolah:
1.
Sekolah hadir mewakili berbagai bentuk keluarga dengan
beragam latar belakang.
2.
Dengar dan perhatikan petunjuk serta tanda-tanda dari
tiap keluarga.
3.
Sertakan rasa saling memiliki dalam diri anak dan
keluarga
4.
Libatkan orang tua dalam penilaian dan pengajuan anak.
5.
Komunikasi secara tertulis dan verbal harus dapat
dimengerti
6.
Menghormati keberbedaan dalam setiap keluarga.
d. Pelatihan untuk Pendidik dan Orang Tua
1.
Untuk pendidik, meningkatkan frekuensi dan ketetapan
perkembangan professional untuk meningkatkan iklim sekolah.
2.
Untuk para orang tua, pemanduan terus menerus, sesi
pelatihan, dan pemberian informasi mengenai bagaimana secara aktif terlibat
dalam pendidikan anak-anak mereka, bekerja sebagai satu tim dan kepemimpinan
orang tua, serta berkontribusi untuk mewujudkan tujuan sekolah adalah tujuan
yang diharapkan pelatihan pendidik dan orang tua.
e. Meningkatkan Program Keterlibatan Orang Tua secara
Menyeluruh
Ketika sekolah mengembangkan
program keterlibatan orang tua secara menyeluruh melalui segala bentuk
perbedaan keterlibatan, hal tersebut akan menguatkan keberagaman bentuk
pelayanan orang tua di sekolah. Semua orang tua memiliki anak dengan
ketrampilan dan kemampuan, ketertarikan dan kebutuhan, jadwal dan kewajiban,
usia dan kelas yang berbeda. Oleh karena itu para orang tua dan keluarga akan
memberikan tanggapan yang berbeda terhadap permintaan untuk terlibat dalam
pendidikan anak-anak. Beberapa orang tua bisa berpartisipasi di sekolah selama
jam sekolah, tapi pada saat ini banyak aktivitas yang mengharuskan para orang
tua untuk memilih kegiatan di rumah. Keterlibatan orang tua yang menyeluruh dan
fleksibel akan mendukung kebutuhan dan ketertarikan para orang tua dan akan
memungkinkan para orang tua membangun kekuatan. Tentu saja itu semua
dipengaruhi oleh muatan dan tipe keterlibatan orang tua.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Melibatkan kerja sama dengan
orang tua dan masyarakat dalam pendidikan merupakan kebutuhan sekolah. Terjadi
simbiosis mutualisme ketika keterlibatan orang tua dapat difasilitasi dengan
baik. Banyak jalan yang bisa ditempuh sekolah untuk menarik para orang tua agar
terlibat dalam segala aktifitas sekolah. Tapi tentu saja semua bentuk dorongan
sekolah untuk melibatkan para orang tua dalam pendidikan harus memperhatikan
latar belakang sosial, ekonomi,
dan pendidikan tiap keluarga. Karena semua keluarga memiliki kebutuhan dan
kepentingan yang berbeda untuk anak-anak mereka.
B.
Saran
Dalam makalah ini penulis
hanya mengulas cara melibatkan orang tua dalam pendidikan secara garis besar
saja, sehingga penulis berharap para pembaca bisa menggunakan sebagai referensi
karena pada praktiknya akan kembali disesuaikan dengan kebutuhan pembaca.
DAFTAR RUJUKAN
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi
Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gael Lindenfield. 1997. Mendidik Anak agar Percaya Diri: Pedoman bagi Orang Tua. Arcan:
Jakarta
Glen Olsen and
Mary Lou Fuller. 2003. Home school
relations. Boston USA:
Pearson
education inc.
Mariyana, Rita
dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar.
Jakarta: Prenada Media.
Maurice Balson. 1999. Menjadi Orang Tua yang Sukses. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Rich, Dorothy.
2008. Menciptakan Hubungan Sekolah-Rumah
yang positif. Jakarta:
PT
Macanan Jaya Cemerlang.
Moch. Shochib.
2010. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
nice artikel Makasih
BalasHapussangat membantu kakak terimakasih
BalasHapus10 videos for the bandcamp video for the bandcamp video - Videoodl.cc
BalasHapusThe bandcamp video for the bandcamp video for the youtube to mp3 download bandcamp video - Videoodl.cc on October 30, 2021. 1 youtube video for the bandcamp video.
Harrah's Reno Hotel & Casino, NV Jobs - KTM Hub
BalasHapusFind 전주 출장샵 out about Harrah's Reno Hotel & Casino, 하남 출장샵 including jobs, packages, and 충청북도 출장샵 hourly pay 제주 출장안마 for Harrah's Reno Hotel & 용인 출장마사지 Casino jobs.